Seberapa penting sih berinvestasi? Mungkin banyak dari kita belum atau tidak pernah berpikir untuk berinvestasi karena berbagai alasan. Mulai dari kita yang belum "melek" keuangan, jadi belum tahu langkah-langkah untuk melakukan investasi seperti membeli saham, reksa dana, obligasi, atau properti. Bahkan banyak orang masih awam dan cenderung takut untuk berinvestasi karena merasa belum memiliki penghasilan besar, merasa tidak memiliki latar belakang pendidikan keuangan jadi berpikir kalau untuk berinvestasi itu perlu menyewa konsultan investasi dengan biaya sewa yang mahal.
Padahal, kita bisa berinvestasi tanpa perlu menyewa konsultan. Kita bisa membaca buku-buku referensi yang menjelaskan bagaimana cara berinvestasi secara praktis. Buku Mengelola Keuangan Pribadi karya Ibu Margaretha Leon yang diterbitkan oleh Penerbit Salemba Empat bisa kita jadikan sebagai salah satu referensi.
Dalam buku ini, dijelasin langkah awal yang perlu dilakukan untuk berinvestasi adalah membuat perecanaan keuangan pribadi kita. Apa itu perencanaan keuangan? Ibarat kita punya rencana untuk pergi ke suatu tempat, kita menentukan tujuan, milih transportasi, hingga bikin perkiraan budget yang dibutuhin, rencana keuangan juga berisi tujuan investasi kita, cara kita berivestasi, dan berapa budget yang dibutuhin. Nah, dalam perencanaan keuangan pribadi ini kita perlu membuat laporan keuangan.
Laporan ini berisi berapa banyak uang masuk (arus kas masuk), berapa banyak pengeluaran yang kita belanjakan (arus kas keluar). Dengan laporan ini kita bisa tau berapa budget yang kita punya untuk berinvestasi. Malah, kita juga bisa cari cara gimana mengatur uang supaya bisa berinvestasi. Pengeluaran apa yang harus kita kurangi dan mungkin pemasukan tambahan yang kita perlukan supaya tujuan investasi kita tercapai.
Misal, kita ingin beli rumah dengan penghasilan bersih bulanan Rp6 juta. Penghasilan ini dimasukkan sebagai arus kas masuk dalam laporan keuangan. Asumsikan total pengeluaran kita dalam satu bulan adalah 5 juta dengan rincian biaya sewa kos Rp1 juta, TV kabel Rp300 ribu, listrik dan air Rp200 ribu, telepon Rp200 ribu, belanja bulanan Rp1 juta, asuransi kesehatan Rp500 ribu, pakaian Rp300 ribu, kendaraan Rp500 ribu, dan rekreasi 1 juta. Jadi dalam satu tahun kita memiliki budget Rp12 juta (arus kas masuk Rp72 juta; arus kas keluar Rp60 juta). Budget Rp12 juta per tahun mungkin belum cukup untuk mengambil cicilan KPR.
Punya mimpi untuk memiliki rumah dengan budget Rp12 juta per tahun mungkin terlihat sangat sulit. Tapi dengan perencanaan keuangan yang baik, beberapa alternatif seperti membuat tabungan deposito atau membuka usaha bisa kita coba. Dari sini kita juga bisa tahu ada pengeluaran yang bisa kita kurangi, seperti budget untuk rekreasi, jadi budget yang bisa dialokasikan untuk membeli rumah menjadi Rp13 juta. Cara kita mengelola keuangan akan menentukan seberapa besar keberhasilan untuk berinvestasi.
Dengan perencanaan investasi yang baik kita bisa tahu kapan target investasi kita tercapai. Semakin cepat kita mulai berinvestasi, semakin cepat kita bisa mewujudkan impian investasi kita. Makanya, yuk rencakan investasi kita dari sekarang!
Sumber: https://pixabay.com/id/cryptocurrency-bitcoin-keuangan-3435863/
Dapatkan penawaran terbaik jika anda berlangganan newsletter kami